Dian Fajar Sarwiasti Primasanti
1. Rongga Gigi
Percayalah dokter gigi bahwa gula berlebih memang tidak baik bagi kesehatan gigi. Study yang lain mengenai gula juga di adakan pada tahun 1967 yang menyebutkan rusaknya rongga gigi di akibatkan karena gula. Hubungan antara rongga gigi dan gula adalah, ketika bakteri yang menempel pada gigi memakan gula yang juga masih menempel pada gigi, maka bakteri tersebut akan membusuk kemudian menciptakan asam yang menghancurkan enamel gigi" Anahad O'Connor menjelaskan pada The New York Times. Karena asam adalah salah satu penyebab utama rusaknya gigi.

2. Terasa Lapar Terus
Leptin adalah hormon yang memungkinkan tubuh kamu mengetahui kapan saatnya kamu berhenti untuk makan. Jika hormon leptin beresistensi (virus/bakteri mengalami kepekaan terhadap obat), maka tubuh akan kesulitan mengontrol berat badan.

Beberapa penelitian telah meningkatkan kemungkinan bahwa resistensi leptin mungkin merupakan efek samping dari obesitas. Tetapi penelitian pada tikus menunjukkan bahwa konsumsi berlebihan fruktosa/gula langsung menyebabkan kandungan leptin menjadi tinggi, dan hal tersebut dapat mengurangi sensitivitas tubuh pada hormon. Solusinya adalah dengan diet gula.

"Data kami menunjukkan bahwa konsumsi fruktosa berlebihan menginduksi resistensi leptin sebelum berat badan seseorang meningkat, dan resistensi leptin fruktosa-induced mempercepat berkembangnya lemak yang kemudian menjadi obesitas," pungkas salah satu studi di tahun 2008 pada tikus. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji apakah efek ini berlaku pada manusia juga.

3. Berat Badan Bertambah
Menjadikan tubuh banyak beraktifitas merupakan solusi terbaik diet. Jadi bukan hanya makanan saja yang di jaga tetapi keringat juga di usahakan untuk keluar. Kamu harus menahan makanan yang memiliki kalori tinggi, yaitu makanan dengan rasa sangat manis.Pada tahun 2013 terdapat 68 studi yang berbeda menemukan bukti bahwa penurunan berat badan dengan beraktifitas dan melakukan diet gula dapat memaksimalkan dapat berjalan dengan maksimal

4. Resistensi Insulin
Ketika mengkonsumsi banyak gula, maka tubuh juga akan memproduksi hormon insulin. Insulin adalah suatu hormon yang membantu mengkonversi makanan menjadi energi untuk kegiatan sehari-hari. Ketika kadar insulin tinggi secara konsisten pada kondisi tubuh normal, ketika kelebihan kadar gula maka sensitivitas produksi hormon berkurang, dan glukosa akan menumpuk dalam darah. Kejadian itu disebut ‘resistensi insulin’. Biasanya penderita akan mengalami kelelahan, kelaparan, kabut otak, dan tekanan darah tinggi. Ini juga terkait dengan berat badan berlebih di bagian tengah tubuh. Namun, kebanyakan orang tidak menyadari bahwa insulin mereka tidak berproduksi dengan baik sehingga terjadi yang namanya ‘full blown diabetes’ yang menyebabkan penyakit yang lebih parah.

5. Diabetes
Pada tahun 1988 hingga 2008, prevalensi diabetes di AS meningkat sebesar 128%. Diabetes sekarang mempengaruhi sekitar 25 juta orang di Amerika Serikat atau sekitar 8,3% dari populasi penduduk.

Satu studi yang diikuti 51.603 perempuan pada tahun 1991 sampai tahun 1999, menemukan peningkatan risiko diabetes di antara mereka yang mengkonsumsi muniman manis (teh, minuman soda, minuman berenergi, dll). Serta hasil penelitian sebelumnya yang melibatkan 310.819 partisipan mendukung hasil tersebut, kemudian menyimpulkan bahwa minum yang banyak soda bukan hanya menyebabkan berat badan naik, melainkan menyebabkan kadar diabetesmu menjadi diabetes tipe 2.

Mengontrol porsi makan sangat penting ketika kamu mengkonsumsi gula. "Jangka waktu dan tingkat konsumsi gula berkorelasi secara signifikan dengan prevalensi diabetes. sementara penurunan konsumsi gula berkorelasi dengan penurunan secara signifikan dalam tingkatan diabetes" – yang kemudian disimpulkan di 175 negara bahwa seringnya makan dapat menyebabkan diabetes.
  
6. Obesitas
Obesitas merupakan salah satu risiko yang paling tinggi. Hanya satu kaleng soda setiap hari dapat menambah 15 pon atau setara 6,8 kg berat badan dalam satu tahun, sehingga satu kaleng soda saja bisa menyebabkan kegemukan, seperti yang penelitian yang dilakuakn JAMA study.
Gula mungkin meningkatkan risiko obesitas secara langsung, tetapi diabetes juga dapat menyebabkan hal yang sama. Dan minuman bersoda merupakan minuman yang merusak organ selain minuman manis lainnya.

"Kompleksitas pasokan makanan kita dan perilaku asupan makanan, dan bagaimana diet berkaitan dengan perilaku lain, membuat akuisisi data ilmiah yang jelas dan konsisten pada topik faktor makanan tertentu dan risiko obesitas terutama sulit dipahami," pungkas salah satu hasil penelitian tahun 2006. Namun, hasil penelitian yang lebih baru memperingatkan, "kita harus menghindari jebakan menunggu bukti mutlak sebelum mengizinkan tindakan kesehatan masyarakat yang harus diambil."

7. Kegagalan Sistem Kerja Hati
Karena cara unik kita memetabolisme fruktosa, menciptakan respon stres dalam hati yang dapat memperburuk kondisi. Takaran gula yang tinggi bisa membuat hati overdrive. Itulah salah satu alasan kelebihan fruktosa adalah perkembangan penyakit hati berlemak, di mana lemak terakumulasi dalam hati tanpa adanya penyalahgunaan alkohol sekalipun.

Orang-orang dengan kondisi kegagalan hati, telah didiagnosis bahwa asupan soda mereka dua kali lipat lebih banyak dari asupan soda orang normal. Kebanyakan tidak sampai komplikasi dan beberapa lainnya tidak menyadari bahwa telah memiliki penyakit ini. Namun pada beberapa orang, akumulasi lemak dapat menyebabkan jaringan parut di hati dan akhirnya berkembang menjadi penyakit gagal hati.

8. Kanker Pankreas
Sejumlah study telah menemukan bahwa diet tinggi gula berhubungan dengan risiko sedikit lebih tinggi dari kanker pankreas. Kanker pakreas adalah salah satu kanker yang paling mematikan di dunia. Obesitas dan diabetes, dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terjangkit kanker pankreas. Namun, satu studi besar yang diterbitkan dalam International Journal of Cancer membantah hubungan antara peningkatan asupan gula dan risiko kanker meningkat, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.

9. Penyakit Ginjal
Kesimpulan sementara bahwa soda dan gula berlebih dapat menyebabkan penyakit ginjal. "Temuan menunjukkan bahwa konsumsi soda bergula dapat menyebabkan kerusakan ginjal," pungkas salah satu penelitian terhadap 9.358 orang dewasa. (Hanya pada mereka yang minum dua atau lebih soda per hari) Tikus yang diberi asupan soda manis yang berlebih saat diet tinggi gula, menyebabkan ginjal yang membesar dan mengalami kerusakan.

10. Tekanan Darah Tinggi
Hipertensi biasanya berhubungan dengan makanan asin, bukan makanan penutup, tapi mengkonsumsi banyak gula tambahan memang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Dalam satu penelitian berikutnya, 4.528 orang dewasa tanpa riwayat hipertensi, mengkonsumsi 74 atau lebih gram gula setiap hari dan  tekanan darah tinggi mereka naik.

Dalam studi lain yang sangat kecil hanya 15 orang, peneliti menemukan bahwa minum 60 gram fruktosa menimbulkan tingginya tekanan darah setelah dua jam. Study ini mungkin terkait dengan fakta bahwa mencerna fruktosa dapat menghasilkan asam urat, namun sebagai salah satu meta-analisis data menyimpulkan -, sehingga study lebih besar perlu dilakukan

Source:http://infotipsbermanfaat.blogspot.co.id/2014/08/15-dampak-negatif-terlalu-banyak.html










0 Responses

Posting Komentar